Diriwayatkan daripada Abu Darda' r.a, Rasulullah SAW
bersabda, yang bermaksud;
Apabila seorag muslim mendoakan saudaranya tanpa
diketahuinya, Malaikat akan berkata "Bagimu juga seperti yang engkau
doakan" (Riwayat Muslim)
Islam amat mementingkan hubungan persaudaraan dan sifat
pemurah dalam diri seorang Muslim, kerana Allah itu Maha Pemurah. Jadi, jika
seseorang muslim mendoakan kebaikan kepada saudara muslim yang lain, kita juga
akan peroleh ganjaran daripada doa itu. Subhanallah.. Allah Ar Rahman.. Maha
Pemurah.. Betapa indah cintaNya pada kita.. Semoga kita sentiasa mendoakan
kesejahteraan saudara-saudara Muslim yang lain, mudah-mudahan kita peroleh
kesejahteraan. InsyaAllah.
Mendoakan sesama muslim tanpa sepengatahuan orangnya
termasuk dari sunnah hasanah yang telah diamalkan turun-temurun oleh para Nabi
-alaihimushshalatu wassalam- dan juga orang-orang saleh yang mengikuti mereka.
Mereka senang kalau kaum muslimin mendapatkan kebaikan, sehingga merekapun
mendoakan saudaranya di dalam doa mereka tatkala mereka mendoakan diri mereka
sendiri. Dan ini di antara sebab terbesar tersebarnya kasih sayang dan
kecintaan di antara kaum muslimin, serta menunjukkan kesempuraan iman mereka.
Nabi -alaihishshalatu wassalam- bersabda, “Tidak beriman salah seorang di
antara kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk
dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
Karenanya Allah dan Rasul-Nya memotifasi kaum muslimin untuk
senantiasa mendoakan saudaranya, sampai-sampai Allah Ta’ala mengutus malaikat
yang khusus bertugas untuk meng’amin’kan setiap doa seorang muslim untuk
saudaranya dan sebagai balasannya malaikat itupun diperintahkan oleh Allah
untuk mendoakan orang yang berdoa tersebut. Berhubung doa malaikat adalah
mustajabah, maka kita bisa menyatakan bahwa mendoakan sesama muslim tanpa
sepengetahuannya termasuk dari doa-doa mustajabah. Karenanya jika dia mendoakan
untuk saudaranya -dan tentu saja doa yang sama akan kembali kepadanya- maka potensi
dikabulkannya akan lebih besar dibandingkan dia mendoakan untuk dirinya
sendiri.
Hanya saja satu batasan yang disebutkan dalam hadits -agar
malaikat meng’amin’kan- adalah saudara kita itu tidak mengetahui kalau kita
sedang mendoakan kebaikan untuknya. Jika dia mengetahui bahwa dirinya didoakan
maka lahiriah hadits menunjukkan malaikat tidak meng’amin’kan, walaupun tetap
saja orang yang berdoa mendapatkan keutamaan karena telah mendoakan saudaranya.
Hanya saja kita mendoakannya tanpa sepengetahuannya lebih menjaga keikhlasan
dan lebih berpengaruh dalam kasih sayang dan kecintaan.
Sebagai tambahan adab-adab berdoa dari dalil-dalil di atas:
1. Jika dia mendoakan orang lain maka hendaknya dia mulai dengan mendoakan dirinya sendiri.
Dari Ubay bin Ka’ab -radhiallahu anhu- dia berkata, “Jika Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- menyebut seseorang lalu mendoakannya, maka beliau mulai dengan mendoakan diri beliau sendiri.” (HR. At-Tirmizi: 5/463) Hanya saja juga telah shahih riwayat bahwa beliau -shallallahu alaihi wasallam- tidak memulai dengan diri beliau sendiri, seperti pada doa beliau untuk Anas, Ibnu Abbas, dan ibunya Abu Hurairah -radhiallahu anhum-. (Lihat Syarh An-Nawawi terhadap Shahih Muslim: 15/144, Fath Al-Bari: 1/218, dan Tuhfah Al-Ahwadzi Syarh Sunan At-Tirmizi: 9/328)
2. Dia mendoakan kedua orang tuanya ketika dia berdoa untuk dirinya sendiri.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra`: 24)
3. Mendoakan kaum mukminin dan mukminat tatkala mendoakan dirinya sendiri.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)
1. Jika dia mendoakan orang lain maka hendaknya dia mulai dengan mendoakan dirinya sendiri.
Dari Ubay bin Ka’ab -radhiallahu anhu- dia berkata, “Jika Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- menyebut seseorang lalu mendoakannya, maka beliau mulai dengan mendoakan diri beliau sendiri.” (HR. At-Tirmizi: 5/463) Hanya saja juga telah shahih riwayat bahwa beliau -shallallahu alaihi wasallam- tidak memulai dengan diri beliau sendiri, seperti pada doa beliau untuk Anas, Ibnu Abbas, dan ibunya Abu Hurairah -radhiallahu anhum-. (Lihat Syarh An-Nawawi terhadap Shahih Muslim: 15/144, Fath Al-Bari: 1/218, dan Tuhfah Al-Ahwadzi Syarh Sunan At-Tirmizi: 9/328)
2. Dia mendoakan kedua orang tuanya ketika dia berdoa untuk dirinya sendiri.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra`: 24)
3. Mendoakan kaum mukminin dan mukminat tatkala mendoakan dirinya sendiri.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)
Bagus sangat..suka Che Lias baca.
ReplyDeleteBagus sangat..suka Che Lias baca.
ReplyDelete